Yogyakarta Nutritional Update 2019 & Kongres ISAGI Ke III

Selama sepuluh tahun terakhir telah dihasilkan lebih dari 5000 Sarjana Gizi (S.Gz.) dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Semula hanya ada dua pendidikan tinggi yang menghasilkan Sarjana Gizi di Indonesia, kini telah menjadi sekitar 89 pendidikan tinggi, termasuk pendidikan tinggi swasta. Tahun ini diperkirakan jumlah lulusan sarjana gizi di Indonesia mencapai 2000 sarjana baru. Pada umumnya mereka bekerja di lembaga pemerintah pusat dan daerah serta lembaga pengembangan IPTEKS (pendidikan tinggi dan litbang) yang berkaitan dengan misi pangan dan gizi, industri pangan, industri jasa makanan (restoran), LSM dan berwirausaha.Pendidikan sarjana memiliki penguasaan IPTEKS dan dasar pengembangan keilmuan, kebijakan dan program yang lebih kuat, serta mempunyai peluang yang lebih besar untuk menjadi pimpinan dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebagai pengembang inovasi yang akan mempunyai daya ungkit dalam berbagai dimensi kehidupan dan pembangunan bangsa.

Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI) menjadi satu-satunya wadah berkumpul dan yang dapat membantu Sarjana Gizi di Indonesia untuk bertukar ide, berdiskusi, bekerjasama dan berkontribusi membantu pemerintah dalam upaya penyelesaian masalah gizi di Indonesia yang semakin kompleks. ISAGI juga bertekad menyehatkan generasi bangsa sebagai pondasi kemajuan bangsa.Tahun 2019 ini menjadi penghujung dari kepengurusan periode kedua ISAGI dan sudah saatnya untuk melakukan regenerasi dan refreshment kepengurusan. Sehubungan dengan itu ISAGI akan melaksanakan kongres dengan harapan terbentuk kepengurusan ISAGI yang baru untuk dapat bekerja secara optimal membantu pemerintah dan masyarakat dalam upaya peningkatan status gizi.

Sabtu 5 Oktober 2019 berlangsung Kongres ISAGI yang ke tiga di Kampus II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panti Rapih Yogyakarta. Kongres kali ini dilengkapi dengan inspirational talk yang bertajuk Yogyakarta Nutritional Update 2019 dan mengusung tema Nutritionist Challenges in Global Nutrition Issues. Kegiatan ini berlangsung dengan beberapa narasumber dari dalam dan luar negeri. Sesi pertama dengan narasumber (Associate Professor)Dr. Mahenderan Appukuty dari MARA University, Malaysia dan FahmiArif Tsani, S.Gz, Dietitian, MSc dari Universitas Diponegoro. Dalam paparannya, Dr. Mahenderan menekan bahwa ahli gizi perlu mengambil peran penting dalam berbagai kegiatan kesehatan nasional dan menjalin hubungan dengan ahli gizi dari berbagai wilayah dalam dan luar negeri. Area keilmuan yang menjanjikan yang dapat ditekuni lebih dalam lagi antara lain nutrigenomik nutrigenetik, personalized nutrition, dan functional food and nutraceutical. Bapak Fahmi melanjutkan diskusi dengan membahas perbaruan dalam kompetensi ahli gizi di Indonesia. Tahun ini menjadi tahun kedua dimana ujian kompetensi dilaksanakan yang dimaksudkan untuk memberikan standardisasi lulusan sarjana gizi di seluruh Indonesia. Hal ini juga dapat mendukung terpenuhinya syarat mendapatkan surat tanda registrasi sebagai seorang nutrisionis.

Sesi kedua dengan narasumber Hiasinta Anatasia Purnawijayanti, STP, MP dari STikes Panti Rapih, dan Muh. Nur Hasan Syah, S.Gz., M.Kes dari UPN Veteran Jakarta. Yogyakarta Nutritional Update 2019 dihadiri oleh ahli gizi dari berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, para sarjana gizi yang berkarya secara mandiri di berbagai sektor, dan ratusan mahasiswa gizi dari berbagai kampus. Ibu Purna membuka dengan gagasan baru yang dapat dikembangkan oleh ahli gizi dengan memanfaatkan kompetensi yang dimilikinya melalui kegiatan berbasis entrepreneurship. Jiwa wirausaha di bidang gizi jika dikembangkan dapat sangat menjanjikan mengingat revolusi industri 4.0 menuntut inovasi dan kreativitas semua orang. Di dalam menjalankan berbagai peran, seorang ahli gizi dituntut dapat menjadi pemimpin di bidang masing-masing. Apa yang dapat dilakukan untuk menjadi pemimpin yang hebat dan peran yang dapat diambil menjadi bahan penutup yang disampaikan dalam diskusi yang dibawakan oleh Bapak Muh. Nur Hasan.

Tepat setelah kegiatan Yogyakarta Nutritional Update 2019 berakhir, dilanjutkan dengan Kongres ke III Ikatan Sarjana Gizi Indonesia (ISAGI). Kongres dihadiri oleh puluhan anggota ISAGI yang merupakan sarjana gizi dari berbagai wilayah. Setelah melewati proses pelaporan tanggungjawab di periode sebelumnya dan pembahasan AD/ART, Bapak Muh. Nur Hasan Syah, S.Gz., M.Kes kembali terpilih menjadi Ketua ISAGI untuk periode 2019-2024.

 

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email