Yogyakarta, 9 April 2025 — Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Panti Rapih Yogyakarta menyelenggarakan peringatan Dies Natalis yang ke-32 dengan penuh semangat kebersamaan dan rasa syukur. Dengan mengusung tema “Bersinodal Menjadi Air Hidup dalam Merawat Kehidupan dan Menyongsong Milestone Baru”, kegiatan ini menjadi momentum refleksi atas perjalanan panjang institusi dalam membangun pendidikan kesehatan yang humanis, profesional, dan berakar pada nilai-nilai kasih.
Rangkaian kegiatan dimulai sejak pagi hari, dibuka dengan perayaan Ekaristi Kudus sebagai bentuk ungkapan syukur seluruh civitas akademika atas penyertaan Tuhan selama 32 tahun perjalanan STIKes Panti Rapih. Perayaan ini diiringi lagu rohani oleh Paduan Suara Mahasiswa yang membawakan “The Lord Bless You and Keep You“, menciptakan suasana khidmat dan sakral.
Usai misa, acara dilanjutkan dengan pemberkatan tumpeng robyong dan batu-batu dari Biara Induk Maastrich yang memiliki nilai simbolis sebagai fondasi spiritual dan historis institusi. Puncaknya adalah peletakan batu pertama pembangunan asrama mahasiswa yang menandai langkah besar STIKes Panti Rapih dalam peningkatan fasilitas pendukung pembelajaran.
Acara juga dimeriahkan dengan berbagai pertunjukan seni budaya nusantara yang mencerminkan semangat keberagaman dan pelestarian tradisi. Tarian Pangkur Sagu dari Papua membuka sesi hiburan dengan indah, menghadirkan makna mendalam tentang keharmonisan manusia dengan alam dan rasa syukur atas karunia kehidupan. Tarian ini menggambarkan solidaritas dan kekuatan masyarakat Papua dalam menjaga kelestarian alam. Selanjutnya, Tari Blantek dari Betawi ditampilkan dengan ekspresi dinamis yang menggambarkan nilai-nilai sosial, spiritual, serta komunikasi antara penari dan penonton. Kemudian, Tari Genjek dari Bali ditampilkan sebagai simbol kebersamaan, kegembiraan, dan filosofi Tri Hita Karana, memperkuat makna gotong royong dalam kehidupan kampus.
Acara dilanjutkan dengan Sidang Senat Terbuka STIKes Panti Rapih Yogyakarta. Dalam sidang ini, Ketua STIKes Panti Rapih menyampaikan laporan tahunan yang meliputi perkembangan strategis institusi, termasuk capaian mahasiswa dan dosen, perkembangan sarana dan prasarana, serta perluasan wahana praktik. Disampaikan pula keberlanjutan program PPKPT (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi) sebagai bentuk komitmen institusi terhadap perlindungan warga kampus.
Orasi ilmiah disampaikan Bapak Dwi Antara Nugraha mengenai penelitiannya terkait “Efek Air Rebusan Daun Salam dan Madu terhadap Tekanan Darah para Penderita Hipertensi”. Setelah sidang senat ditutup, acara dilanjutkan dengan sambutan Ketua Panitia Dies Natalis ke-32, yang menyampaikan harapan bahwa kegiatan ini dapat memperkuat kesadaran akan identitas institusi dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.
“Harapan kami kegiatan dies natalis ini mampu memperkuat kesadaran akan identitas dan nilai-nilai yang dipegang institusi serta mampu membangun semangat kebersamaan untuk mewujudkan kolaborasi yang harmonis dalam mencapai visi misi institusi, memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat, bangsa, dan negara,” ujar Ibu Hita.
Ketua Pengurus Yayasan Panti Rapih, Bapak Ambrosius Koeemargono, juga menyampaikan sambutan yang menekankan pentingnya kesiapan mahasiswa menghadapi era kecerdasan buatan.
“Long life learning menjadi bekal yang wajib diberikan oleh STIKes Panti Rapih ke mahasiswa di tengah era gempuran artificial intelligence,” pesannya.
Kegiatan ditutup dengan pemberian penghargaan kepada mahasiswa berprestasi non-akademik, persembahan lagu dari Paduan Suara Mahasiswa, dan pemotongan tumpeng robyong oleh seluruh jajaran Direksi STIKes Panti Rapih Yogyakarta, sebagai simbol rasa syukur dan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Acara kemudian ditutup secara resmi oleh pembawa acara, dilanjutkan dengan makan siang dan hiburan bersama.
Peringatan Dies Natalis ke-32 ini tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga momentum strategis dalam memperkuat identitas institusi, menumbuhkan semangat kolaboratif, dan meneguhkan komitmen STIKes Panti Rapih dalam membangun pendidikan tinggi kesehatan yang transformatif dan berdampak. (Lrs)