Hari kesehatan Nasional yang diperingati setiap tanggal 12 November setiap tahunnya merupakan momentum bangsa Indonesia untuk menyadari akan pentingnya pembangunan kesehatan. Oleh karena itu, dalam rangka memperingati hari kesehatan nasional, maka untuk pertama kalinya, Himpunan Mahasiswa Program Sudi Sarjana Keperawatan Stikes Panti Rapih menyelenggarakan seminar keperawatan pada hari Sabtu, 30 November 2019 bertempat di kampus II, Aula Gedung Carolus STikes Panti Rapih Yogyakarta. Seminar yang mengusung tema "Millenial Generation Against HIV" berlangsung sangat meriah. Seminar ini berlangsung dari pukul 09.00-12.30 dengan menghadirkan beberapa narasumber.
Sesi pertama dibuka oleh dr. Yanri Wijayanti Subroto, PhD, SpPD.KPTI dari dinas kesehatan DIY. Dalam paparannya, dr. Yanri menekankan bahwa perlu adanya kebijakan khusus dalam menemukan kasus-kasus HIV yang ada dimasyarakat. Serta perlu adanya kebijakan untuk menurunkan angka kematian penderita HIV, mengingat kasus infeksi baru masih sangat tinggi. Selain itu, poin penting yang beliau sampaikan adalah terkait mendukung pencanangan 3 Zero, yaitu Zero New Infection atau tidak ada infeksi baru HIV AIDS, Zero AIDS Related Deaths atau tidak ada kematian akibat AIDS dan Zero Discrimination atau tidak ada stigma dan diskriminasi kepada penderita HIV-AIDS.
Sesi kedua dengan narasumber Sr. Lucila Suparmi, CB, M.Kep., Sp.KMB selaku dosen STikes Panti rapih. Beliau menyampaikan topik “Peran pendidikan keperawatan dalam penanganan HIV”. Beliau menyampaikan bahwa keperawatan berperan dalam menangani HIV dalam berbagai aspek, yang meliputi aspek biologis, psikologis, sosiologis, kultural, dan spiritual. Dalam tatanan pendidikan, dosen juga berperan dalam mengatasi permasalahan HIV melalui penanaman pendidikan nilai, religiusitas, moral, kepada para mahasiswa, serta penelitian dan pengabdian masyarakat terkait pencegahan maupun penanggulangan HIV.
Sesi ketiga dengan narasumber Magdalena Diah Utami dari Yayasan Victory Plus Yogyakarta. Dalam topiknya mengenai “ODHA: Situasi saat ini dan tantangan ke depan”, beliau menekankan bahwa saat ini masih begitu banyakya stigma dan diskriminasi yang dialami ODHA karena HIV dianggap sebagai penyakit kutukan karena perbuatan melanggar susila. Sehingga beliau menekankan bahwa seharusnya ODHA pun juga seharusnya memiliki hak yang sama dalam perlakuan di lingkungan masyarakat maupun akses di pelayanan kesehatan. Hingga saat ini, masih banyaknya diskriminasi yang terjadi, seperti sulitnya bersekolah bagi Anak dengan HIV dan AIDS ﴾ADHA), perbedaan yang mencolok dalam pelayanan di rumah sakit, bahkan masih banyaknya kasus penelantaran bagi ODHA dan ADHA. Oleh karena itu, beliau mengajak untuk bersama-sama merangkul penderita HIV, karena ODHA & ADHA bukan untuk dijauhi . Pesan terakhir beliau adalah “HIV bukan akhir segalanya. Informasi yang benar akan menyelamatkan teman-teman ODHA. Wujudkan Indonesia tanpa stigma dan diskriminasi”.
Sesi terakhir ditutup oleh Hilaria Asri, mahasiswa sarjana keperawatan STikes Panti Rapih. Topik yang disampaikan tentang “Peran mahasiswa dalam memerangi HIV”. Peran mahasiswa dianggap sangatlah penting dikarenakan sebagian besar penderita HIV adalah dewasa muda berkisar dari usia 20-29 tahun. Cara yang dapat dilakukan dalam memerangi HIV tentunya dimulai dari diri sendiri, yaitu berupa ABCDE. A= Absent ﴾tidak berhubungan seks bebas); B=Be faithful ﴾setia pada pasangan); C= Condom ﴾penggunaan kondom, terutama bagi orang beresiko), D = Drugs ﴾tidak mengkonsumsi narkoba); E= Education﴾mencari informasi yang benar).
Seminar Keperawatan kali ini dihadiri oleh dosen STikes Panti Rapih, perawat dari berbagai rumah sakit, serta ratusan mahasiswa dengan jumlah total 264 peserta. Seminar diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan kepada seluruh narasumber. Kegiatan seminar pendidikan ini secara umum sudah berjalan dengan baik berkat kerjasama antar panitia dan bantuan serta dukungan berbagai pihak. Selanjutnya kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan dari program studi sarjana keperawatan STikes Panti Rapih. (ev-af)