Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan “Triple Burden” atau yang sering disebut tiga beban penyakit (Kemenkes, 2018). Terkait masalah gizi “triple burden”, Indonesia menghadapi gangguan kesehatan antara lain penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif yang sering dikaitkan dengan masalah gizi lebih atau keadaan obesitas di masyarakat, masalah gizi kurang yang berkaitan dengan stunting dan wasting yang seringterjadi di masa tumbuh kembang anak-anak, serta yang sering tidak kita sadari adalah masalah gizi mikro. Kasus terakhir memang membutuhkan perhatian khusus karena kasus initidak mudah untuk dikenali.
Salah satu masalah gizi mikro yang masih sampai saat ini dihadapi adalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Masalah gizi ini merupakan masalah gizi yang dijumpai hampir di seluruh negara di dunia baik negara maju maupun negara berkembang, termasuk di Indonesia. Kasus GAKI sering ditemukan di negara dengan wilayah yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan, dikarenakan rendahnya kandungan iodium dalam tanah dan bahan makanan. Di Indonesia, hasil survei nasional tahun 1998, prevalensi GAKI yang diukur dengan indikator Total Goiter Rate (TGR) anak sekolah adalah 9,8% dan meningkat menjadi 11,1% pada tahun 2003. Survei nasional evaluasi GAKI pada tahun 2003 menunjukkan bahwa 35,8% kabupaten adalah endemik ringan, 13,1% kabupaten endemik sedang, dan 8,2% kabupaten endemik berat (Balitbangkes GAKI, 2020).
Masalah GAKI penting untuk segera ditanggani karena menyangkut masa depan anak-anak dalam periode emas tumbuh kembang dan terlebih berpengaruh terhadap kualitas SDM di masa mendatang. GAKI menyebabkan kretin, penurunan IQ, cacat bawaan baik fisik maupun mental (bisu, tuli), serta penurunan produktivitas karena gangguan metabolisme dalam tubuh. Progam penanggulangan GAKI sudah dilakukan cukup lama, tetapi masih selalu ditemukan daerah endemik baru dan masih muncul kasus kretin baru. Hal ini menunjukkan bahwa masalah GAKI adalah masalah laten yang memerlukan perhatian khusus.
Dengan melihat latar belakang tersebut pada tanggal 10 Juli 2023, mahasiswa Prodi Sarjana Gizi semester IV STIKES Panti Rapih Yogyakarta telah mendapatkan perkuliahan mengenai metabolisme zat gizi makro dan mikro khususnya metabolisme iodium melakukan kunjungan ke Balai Penelitian dan Kesehatan Magelang untuk memahami secara langsung konteks peran iodium dan kasus akibat defisiensi secara langsung melalui praktisi yang berkecimpung langsung dalam penanganan GAKI.
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses belajar dan mengembangkan daya kritis dalam program penanggulangan masalah akibat defisiensi iodium serta dapat mengembangkan kesempatan mahasiswa dalam pengembangan peluang penelitian berbasis masyarakat dan klinik di wilayah kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang.