KARA ARSA – “BERMULA”: Kisah Langkah Pertama yang Menggetarkan Hati

Sabtu malam, 14 Desember 2024, Aula Lantai 3 Gedung Carolus Kampus 2 STIKes Panti Rapih Yogyakarta dipenuhi suasana syahdu dan antusiasme luar biasa. Konser perdana Pulchra Concordia Choir STIKes Panti Rapih Yogyakarta, bertajuk “KARA ARSA – BERMULA“, berhasil membawa para penonton menyelami keindahan musik dan seni yang mendalam.

Mengusung tema “Bermula“, konser ini menjadi simbol langkah awal sekelompok mahasiswa yang dengan semangat dan dedikasi ingin mempersembahkan mimpi mereka melalui musik. Dalam sambutannya, ketua paduan suara mahasiswa (PSM), Gabriella Adinda Kritiani, menyampaikan, “Konser ini merupakan dedikasi dan semangat kami untuk terus berkarya di dunia musik.”

Didukung oleh pengaba/konduktor berbakat yaitu Steven Immanuel Angelo dan I Gusti Made Geraldi, serta kehadiran pianis F.A.P. Gratia dan cellist Taligna Septria, konser ini tampil megah dengan dua sesi penuh kehangatan musikal.

Konser dibuka dengan The Lord Bless You and Keep You karya Peter C. Lutkin, yang mengingatkan penonton akan kasih Tuhan yang selalu menyertai. Dilanjutkan dengan Dirait-On ciptaan Morten Lauridsen, lagu ini menghadirkan renungan tentang cinta dan keindahan untuk menikmati setiap momen kehidupan. Tak kalah memukau, Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta karya Arranggler Athiya Monica membawa harapan kebahagiaan bagi semua makhluk. Sesi pertama ditutup dengan Alleluia karya Ken Steven, sebuah syair penuh syukur dan pengagungan kepada Tuhan.

Setelah jeda singkat, sesi kedua dimulai dengan penampilan solo Hilarius Gilang membawakan Kisah Angin Malam karya Saiful Bahri, lagu yang melankolis dengan menggambarkan kerinduan mendalam kepada seseorang. Kemudian, Pantun oleh Tri Sutji Kamal, dibawakan secara duet oleh Putri Prabowo dan Dionisus Rajasa, mencitrakan kesederhanaan alam dan filosofi tradisional.

Setelah tampilan duet, paduan suara membawakan Under Winter Moon karya Andy Beck yang penuh nuansa magis, sebelum lagu klimaks Dies Irae karya Michael John Trotta mengguncang ruangan dengan narasi tentang hari penghakiman. Sebagai kejutan penutup, paduan suara menyanyikan Rosas Pandan, lagu Filipina yang ceria dan energik, mengajak penonton larut dalam semangat pesta rakyat.

Ketua penyelenggara, Veronica Mala Novita, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya konser ini. Ketua STIKes Panti Rapih, Yulia Wardani, MAN, turut mengungkapkan kekagumannya, “Saya merasa dibawa lewat seni, menyeimbangkan science, humanity, and art lewat nada dan suara malam ini, masuk dalam nuansa blessful and grateful.”

Meski malam itu cuaca mendung dan hujan, semangat para mahasiswa tidak surut. “Seakan cuaca pun turut mendukung, menciptakan suasana selaras dengan lantunan lagu-lagu yang syahdu,” ujar Ibu Yulia Wardani.

Salah satu pelatih PSM, Steven Immanuel Angelo, mengungkapkan, “Melihat perkembangan mereka dari latihan hingga konser ini adalah momen yang luar biasa. Semoga mereka terus berkembang dan berani melangkah lebih jauh.” Beberapa  orang tua yang hadir turut mengungkapkan bahwa Ia merasa bangga, melihat anak-anak muda tampil dengan percaya diri, membuat konser ini benar-benar terkemas dengan baik dan menyentuh hati. “Terhipnotis, ujar salah satu penonton menanggapi kombinasi suara, emosi, dan cerita dari setiap lagu dalam konser.

Konser perdana ini menjadi awal perjalanan yang menjanjikan bagi Pulchra Concordia Choir STIKes Panti Rapih Yogyakarta. Dengan semangat dan kerja keras, mereka telah membuktikan bahwa setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar.

Apakah Anda siap menantikan karya berikutnya? Karena “BERMULA” hanyalah permulaan dari perjalanan besar mereka. (ALr.)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email