Magelang, 15 Agustus 2025 – Program studi Sarjana Gizi STIKes Panti Rapih Yogyakarta menghadirkan pengalaman belajar yang berbeda melalui mata kuliah Manajemen Gizi Disaster. Jika biasanya perkuliahan berlangsung di kelas, kali ini mahasiswa diajak turun langsung ke lapangan melalui kunjungan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten Magelang.
Kegiatan ini dirancang agar mahasiswa dapat melihat secara nyata bagaimana koordinasi penanggulangan bencana dilakukan, terutama terkait peran pelayanan gizi sebagai bagian dari klaster kesehatan. Mulai dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops), gudang logistik, hingga Tempat Evakuasi Akhir (TEA) menjadi titik pembelajaran penting yang memberikan wawasan baru bagi calon nutrisionis.
Veni, salah satu mahasiswa mengungkapkan pengalamannya dengan penuh semangat:
“Kunjungan ke BPBD Magelang seru banget, soalnya kita dijelasin banyak hal mulai dari logistik, pusdalops, sampai TEA. Selain nambah wawasan, kita juga diajak naik truk pas ke TEA, dan itu benar-benar pengalaman yang asik dan berkesan banget buat kita.”
Di TEA Desa Deyangan, mahasiswa mendapatkan gambaran nyata tentang bagaimana pengungsian dikelola. TEA merupakan lokasi yang disiapkan pemerintah untuk menampung warga terdampak bencana dalam jangka waktu tertentu, dengan fasilitas yang cukup lengkap. Fasilitas tersebut meliputi barak pengungsi, dapur umum, kamar mandi, ruang laktasi, bilik asrama bagi pasangan suami istri, hingga ruang kegiatan bersama agar pengungsi tetap nyaman dan tidak cepat bosan. TEA Desa Deyangan sendiri memiliki area luas dengan 24 kamar mandi dan kapasitas hingga 750 orang pengungsi, Sehingga kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana dapat terpenuhi dengan baik.
Koordinator mata kuliah Hildagardis M.E. Nai, S.KM., M.P.H., menekankan bahwa pengalaman lapangan seperti ini sangat penting bagi mahasiswa:
“Mahasiswa tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga menyaksikan langsung bagaimana teori diterapkan di lapangan. Kami berharap, pengalaman ini dapat menumbuhkan empati, kesiapan, dan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi situasi bencana. Sehingga, mereka kelak siap menjadi nutrisionis profesional yang tanggung jawab dan tanggap terhadap situasi.”
Melalui kunjungan ini, mahasiswa belajar bahwa pelayanan gizi bukan sekedar teori dan memasak, melainkan bagian penting dari kemanusiaan. Dengan semangat belajar dan pengalamannya nyata di lapangan, program studi Sarjana Gizi STIKes Panti Rapih Yogyakarta terus menanamkan nilai kepedulian, kolaborasi, dan profesionalisme yang akan menjadi bekal berharga di masa depan. (Els)