KOLABORASI GLOBAL: WEBINAR INTERNASIONAL STIKES PANTI RAPIH YOGYAKARTA BAHAS STRATEGI PENCEGAHAN DIABETES MELITUS

Yogyakarta, 16 Agustus 2025 – STIKes Panti Rapih Yogyakarta sukses menyelenggarakan Webinar Internasional 2025 bertajuk “Towards a Healthier Future: Collaborative Diabetes Mellitus Prevention”. Kegiatan ini berlangsung secara daring melalui Zoom.

Penyelenggaraan webinar ini berangkat dari kekhawatiran atas meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) di dunia. Menurut International Diabetes Federation (IDF), pada tahun 2021 terdapat sekitar 537 juta individu dengan diabetes, dan jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 783 juta pada 2045. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh perubahan gaya hidup, pilihan makanan yang tidak sehat, obesitas, serta faktor genetik dan lingkungan. Konsumsi makanan tidak sehat berkontribusi terhadap obesitas dan resistensi insulin, sehingga pengelolaannya memerlukan intervensi multidisiplin, perencanaan diet, pemanfaatan teknologi kesehatan, dan suplementasi.

Dengan latar belakang ini, STIKes Panti Rapih menghadirkan forum ilmiah internasional yang mempertemukan para pakar lintas negara. Melalui forum ini, peserta diharapkan memiliki pemahaman tentang beban global dan faktor risiko utama diabetes melitus, termasuk kaitannya dengan malnutrisi, serta pentingnya deteksi dini dan modifikasi gaya hidup. Selain itu, dapat meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan keperawatan dan gizi dalam mengembangkan keterampilan komunikasi efektif untuk berkolaborasi dengan tenaga kesehatan, masyarakat, dan pembuat kebijakan dalam upaya pencegahan DM.

Webinar ini berhasil menarik 410 peserta yang terdiri dari peserta eksternal sebanyak 44 orang (perawat, dietitian/nutritionist, dosen, mahasiswa, dan dokter) dengan perwakilan dari Indonesia, Brunei, Filipina, serta Timor Leste. Sementara itu, peserta internal berjumlah 362 orang yang meliputi mahasiswa, dosen, karyawan, perawat. Selain itu, hadir pula 4 undangan spesial dari Malaysia.

Acara ini dipandu oleh MC Fransisca Octa Prasyuditia, dengan suasana hangat dan profesional sejak awal hingga penutupan. Kegiatan resmi dibuka dengan doa, sambutan panitia, serta sambutan Kepala STIKes Panti Rapih, kemudian dilanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Dua moderator turut hadir untuk memandu setiap sesi dengan professional yaitu Dr. Chatarina Setya Widyastuti, M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B dan Ruth Surya Wahyu Setyaning, S.Gz., M.Biomed., Dietisien. Keduanya memandu sesi dengan interaktif sehingga jalannya materi tetap fokus dan menarik.

Sejumlah pakar terkemuka menjadi pembicara dalam webinar ini, di antaranya;

  1. Ng Ooi Chuan (Universiti Putra Malaysia), memaparkan perkembangan terkini diabetes melitus.
  2. Aileen R. de Juras, RND, PhD (University of the Philippines Los Baños), menyampaikan hasil penelitian tentang Pola Makan dan Beban Ganda Malnutrisi pada Orang Dewasa: Studi Populasi di Filipina.
  3. Paulus Subiyanto, M.Kep., Sp.KMB., Ph.D (STIKes Panti Rapih Yogyakarta), memaparkan Praktik Terapi Komplementer sebagai Intervensi Keperawatan untuk Pencegahan Diabetes Melitus.
  4. Fransisca Shinta Maharini, S.Si., M.Sc., Ph.D (STIKes Panti Rapih Yogyakarta), memaparkan hasil Pemanfaatan Potensi Pangan Lokal untuk Pencegahan Diabetes dan Kesehatan Gizi.
  5. Holly Blake (University of Nottingham, Inggris), menyampaikan mengenai Program Pencegahan Diabetes: Pembelajaran dari Inggris.

Ketua Panitia Webinar, Ns. Cecilia Indri Kurniasari, M.Kep., Sp.Kep.J, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk nyata komitmen STIKes Panti Rapih dalam berkontribusi terhadap peningkatan kesehatan masyarakat global. “Kami berharap webinar ini menjadi wadah berbagi pengetahuan, praktik terbaik, serta inovasi dalam pencegahan diabetes yang dapat diadaptasi di berbagai negara, termasuk Indonesia,” ujarnya.

Webinar ini menegaskan komitmen STIKes Panti Rapih untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kesehatan masyarakat melalui pendidikan, penelitian, dan kolaborasi internasional. Melalui kegiatan ini, diharapkan muncul strategi baru yang dapat diimplementasikan oleh tenaga kesehatan, akademisi, maupun masyarakat dalam menghadapi tantangan diabetes melitus di masa depan. (MDt)

Facebook
Twitter
WhatsApp
Telegram
Email