Yogyakarta, 15 Juli 2025 – Dalam upaya membangun budaya keselamatan pasien sejak dini, sebanyak 16 mahasiswa semester dua Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga STIKes Panti Rapih Yogyakarta mengikuti pelatihan bertajuk “Pelatihan Patient Safety” yang digelar pada Selasa, 15 Juli 2025, di Kampus 2 STIKes Panti Rapih Yogyakarta.
Kegiatan ini menghadirkan Tim Mutu dan Keselamatan Pasien dari Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta sebagai narasumber. Pelatihan berlangsung dari pukul 08.30 hingga 13.05 WIB dan mengusung pendekatan edukatif sekaligus praktikal untuk menanamkan pemahaman serta keterampilan mahasiswa dalam menjaga keselamatan pasien saat praktik klinik.
Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.11 Tahun 2017, keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam pelayanan kesehatan. Namun, implementasinya masih menghadapi tantangan. Oleh karena itu, pelatihan ini diselenggarakan sebagai bagian dari upaya STIKes Panti Rapih dalam mencetak tenaga kesehatan yang tidak hanya kompeten, tetapi juga sadar risiko dan memiliki etika profesional tinggi.
Pelatihan dibuka dengan sambutan dari Wakil Ketua III STIKes Panti Rapih Yogyakarta, Sr. Lucilla Suparmi CB, M.Kep., Sp.KMB, dilanjutkan pemaparan materi oleh tim pelatihan yang membahas antara lain:
- Budaya keselamatan dan identifikasi pasien
- Keamanan obat dan pencegahan infeksi
- Pelaporan dan manajemen insiden keselamatan pasien
- Komunikasi efektif dalam dunia klinis
Belajar Melalui Simulasi dan Studi Kasus
Tak hanya menerima teori, Mahasiswa juga aktif mengikuti simulasi dan diskusi kasus yang mendorong refleksi kritis, kolaborasi dan kerja tim, serta keterampilan komunikasi efektif.
“Pelatihan ini benar-benar membuka wawasan kami tentang pentingnya keselamatan pasien dalam praktik keperawatan. Simulasinya membuat kami belajar lebih nyata dan memberikan gambaran untuk menghadapi situasi serupa di lapangan,” ungkap salah satu peserta.
Menuju Praktik Keperawatan yang Aman dan Berkualitas
Melalui pelatihan ini, mahasiswa dibekali fondasi penting untuk praktik keperawatan yang aman dan bermutu. Kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata komitmen kampus dalam mendukung standar keselamatan yang diakui secara nasional dan internasional.
Kegiatan ditutup dengan harapan agar peserta dapat menjadi agen perubahan di lingkungan kerja klinik, serta terus mengembangkan budaya patient safety sebagai bagian dari identitas profesional mereka sebagai perawat. (lrs)