Yogyakarta, 10 Juli 2025— Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh mahasiswi STIKes Panti Rapih Yogyakarta dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun Hasil pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Belmawa Kemendikti Saintek resmi diumumkan secara nasional pada Kamis, 4 Juli 2025. Program ini merupakan salah satu ajang bergengsi di tingkat nasional yang diperuntukkan bagi mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di seluruh Indonesia.
Tim mahasiswi hebat ini diketuai oleh Clara Tyas Palupi dengan anggota Brigitta Bias Ayu Maharani, Maria Jovita Raharjani, Melinda Vira Kurniawati, dan Raenanta Tiara Putri, yang seluruhnya merupakan mahasiswi Program Studi Gizi STIKes Panti Rapih Yogyakarta. Dalam menjalankan program ini, mereka dibimbing oleh dosen pembimbing yang kompeten dan berdedikasi tinggi, yaitu Veronica Ima Pujiastuti, S.T.P., M.Gizi. Kolaborasi antara mahasiswa dan dosen pembimbing ini menjadi kunci penting dalam keberhasilan tim meraih hibah pendanaan nasional serta mewujudkan produk inovatif yang tidak hanya fungsional, tetapi juga sarat nilai lokal dan berwawasan lingkungan.
“Jujur, saya tidak berekspektasi kalau judul proposal tim saya bisa lolos pendanaan. Karena saya dan tim juga tidak mengetahui pada hari itu adalah hari pengumuman. Setelah tahu judul proposal lolos, kami merasa sangat senang dan bangga.” ujar Tyas, ketua tim PKM-K.
Melalui proposal berjudul “Pengembangan Potensi Lokal Produk Yoghurt berbasis Buah Salak dan Kayu Secang (SALSAGHURT) Didukung Kemasan Augmented Reality yang Interaktif”, tim mahasiswi ini menyoroti besarnya potensi buah salak dari Kecamatan Turi, Sleman, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Turi dikenal luas sebagai sentra produksi salak pondoh terbesar di Sleman, bahkan menjadi ikon agrowisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun, hasil panen yang melimpah sering kali tak sebanding dengan nilai jualnya, terutama saat musim panen raya, yang menyebabkan harga salak anjlok dan merugikan petani.
Menjawab tantangan tersebut, tim merancang produk SALSAGHURT, yakni yogurt berbahan dasar buah salak dan penambahan kayu secang yang tidak hanya fungsional sebagai pangan probiotik, tetapi juga memiliki nilai jual tinggi dan daya tarik inovatif. Pemanfaatan buah salak dari Kecamatan Turi, Sleman sebagai bahan utama dalam produk kewirausahaan ini dilatarbelakangi oleh besarnya potensi lokal yang belum tergarap secara optimal. Dengan mengolah salak menjadi produk yang lebih kreatif dan bernilai jual tinggi, seperti yogurt, diharapkan dapat membuka pasar baru sekaligus memperpanjang umur simpan produk. Selain menciptakan produk yang inovatif dan bernilai fungsional, penggunaan salak dari Turi juga menjadi wujud dari penerapan kewirausahaan berbasis sosial. Upaya ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi petani lokal, menggerakkan roda perekonomian desa, dan mendorong terciptanya produk unggulan berbasis potensi lokal yang berkelanjutan.
Produk yang inovatif ini dikemas dalam cup biodegradable berbahan sugarcane bagasse (ampas tebu) yang ramah lingkungan serta didukung oleh teknologi modern berupa Augmented Reality (AR). Melalui fitur AR ini, konsumen dapat menggunakan smartphone untuk melihat model 3D produk, komposisi, manfaat kesehatan, nilai gizi per saji, serta cara penyimpanan melalui visualisasi interaktif. Warna-warna segar seperti biru muda, putih, dan hijau mendominasi tampilan AR guna menciptakan kesan alami dan menyehatkan. Selain memberikan pengalaman konsumsi yang unik, teknologi ini juga menjadi sarana edukasi gizi yang menyenangkan bagi masyarakat.
“Saya dan tim berharap dengan pengembangan produk pangan lokal berbahan dasar salak serta didukung dengan kemasan ramah lingkungan teknologi AR, menjadi salah satu upaya untuk hidup sehat serta menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para konsumen” ujar Tyas, ketua tim PKM.
Keberhasilan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus berinovasi dan berkontribusi nyata bagi masyarakat melalui karya-karya yang solutif, aplikatif, dan berbasis potensi lokal. Semangat untuk berpikir kreatif, kolaboratif, dan bertindak visioner menjadi kunci keberhasilan mahasiswa dalam menjawab tantangan zaman.
Selamat dan apresiasi kepada tim PKM-K serta dosen pembimbing, atas prestasi gemilang ini. Semoga langkah ini menjadi awal dari lahirnya inovasi-inovasi unggul lainnya dari mahasiswa gizi yang berorientasi pada kesehatan, keberlanjutan, dan pemberdayaan masyarakat. (Mdt)